image05 image06 image07

300x250 AD TOP

Feature Label Area

Trending Articles From Brand. Mag. Ux.

13.12.13

Tagged under:

Ayah...aku merindukanmu

Sungguh indah
Jika saja aku dapat menggandeng tanganmu
Menjadikan bahuku sebagai sandaran untuk badanmu yang telah menua
Karena kutau engkau tak lagi setegar dulu
Saat berpeluh siang malam untukku

Sungguh aku tak menginginkan ini sebuah mimpi
Memberimu segelas minum untuk pengisi waktumu kala sore hari
Menyuguhkanmu bacaan koran kala senggangmu
Atau sekedar menemanimu berbincang

Aku hanya punya mimpi
Membelikanmu sepatu dan baju baru yang dulu selalu lusuh di badanmu
Atau mengantarmu berkeliling dengan mobil mewah yang dulu engkau lakukan dengan berjalan kaki
Atau mengajakmu menjawab azan kala waktu sholat tiba.

Aku hanya bisa bermimpi
Membuatmu tersenyum saat aku berbuat sesuatu yang membanggakanmu
Merasakan tepukan tangan kokohmu dipundakku yang mampu menguatkanku
Atau sekedar menghiburku kala aku sedang bersedih

Ayah... Aku merindukan banyak hal tentangmu

29.4.12

Tagged under:

Entahlah

Kapan saatnya tiba
Entahlah
Gemuruh rasa mendulang senja
Mengharap asa bersua nyata
Tapi diam tetap dan bisu
Meski rafal doa mengalir deras

Aku dan cinta
Dalam bingkai retak
Menggaris gambarmu tanpa senyum

Uak.

21.2.12

Tagged under:

arti kata Butta Salewangang Merafal Mimpi

apakah arti kata Butta Salewangang
samakah barisan pepohonan menghijau sepanjang jalan berkelok
seperti aliran sungai yang tak pernah kering
nuansa asri yang terlukis dan menghijau
dipancangkan tonggak pepohonan menghijau
lalu dihamparkannya permadani menguning dari bulir padi
ataukah ranumnya warna warni buah-buahan

apakah arti kata Butta Salewangang
samakah dengan orang-orang  yang tersenyum ramah
yang tak pernah menyemat rasa amarah
bersama mengedepankan adat dan perilaku
mengayomi yang tua pada yang muda
dihormati yang kuasa dari jelata

ah..... bayanganku tentang tanahku
tanah yang subur dan sejahtera
tanah tempatku hidup dan menghidupi
arti kata butta salewangang tempatku merafal mimpi

10.12.11

Tagged under:

nelangsa

selendang sutra tak berwarna warni
putih hanya warnamu di leher
terbang menyapu wajahku ujungnya
membuat bulukudukku berdiri
inginkan lebih dari sekedar selendang
yang menyapu dan membelai wajahku
yang kuyup bermandi air mata
penyesalan akan diri yang tersia sia
tanpa cinta karena kepergianmu
mentaripun sudah lagi tak mengakrabi diri
yang berkemul dibalik selimut benci
pada diri yang membiarkanmu bersedih
adakah sinar penyejuk hatiku tak lagi engkau punya
hingga hati nelangsa begini

6.11.11

Tagged under:

Benarkah kita saling menyinta...?

mengapa tak juga reda
amarahmu membuncah saat semua tak kurangkai indah kata-kata
sementara aku kehabisan bait-bait sajak yang kubaca dari buku
dan parau suaraku karena kubacakan berulang tiada henti

apa yang membuatmu begitu murka
sementara sedetik lalu engkau masih tersenyum meneduhkanku
lalu sedetik kemudian menjadi angkara dalam jiwaku
meski seribu kalimat cinta kupancarkan memeluk tubuhmu yang mungil

tidakkah mereka-mereka yang tak pandai merafal cinta dalam bait
menjadi sangat syahdu menikmatinya bersama
hingga terik mentari juga tak mereka hirau meski membakar tubuhnya yang berpeluh
apalagi sekedar hujan badai yang menggilasnya

dimana kita pancang rasa kasmaran ini berdua
mengapa tak seperti cinta Qais dan Laila
Atau seperti cinta para sufi kepada Tuhan
jangan-jangan kita memang tak saling menyintai

by Uak Sena
on Tuesday, November 1, 2011